Politik Dinasti Di Parlemen Senayan didominasi PDIP Termasuk Putra BG
Jakarta , Beritatanahair.com
Politik Dinasti yang berdasarkan kekerabatan atau kekeluargaan disebut masih mewarnai perpolitikan di Parlemen Senayan (DPR RI) periode 2019-2024. Yang terbanyak menyumbang kekerabatan di Senayan adalah PDIP dan Partai Golkar.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyebut dari delapan dari sembilan partai politik yang lolos ke parlemen menyumbang 48 legislator yang punya hubungan kekerabatan dengan politikus atau pejabat negara lainnya.
Sejauh penelusuran kami yang berpotensi menjadi dinasti
politik terdapat 48 caleg terpilih,” kata Peneliti Formappi Lucius Karus
di kantor Formappi, Jakarta, Kamis (5/9).
Lucius lantas merinci bahwa PDI Perjuangan menduduki posisi pertama penyumbang
legislator yang berpotensi menjadi politik dinasti. Setidaknya, ada 10 nama
legislator dari PDIP ternyata memiliki hubungan keluarga dengan elite politik
di tanah air.
Posisi kedua, disusul oleh Partai Golkar yang menyumbang sebanyak sembilan
legislator yang memiliki hubungan kekerabatan dengan para elite politik
Posisi selanjutnya diisi oleh Partai NasDem dengan delapan
legislator, Partai Demokrat (6 legislator), Gerindra dan PAN (masing-masing 5
legislator), PKS (3 legislator) dan terakhir PKB (2 legislator).
Lucius menyebut praktik dinasti politik ini menandakan bahwa praktik oligarki
di internal partai politik masih terus berjalan dan berlangsung mulus.
Hal itu terlihat rekruitmen di internal parpol sendiri masih memberikan
kemudahan bagi para kader yang memiliki hubungan kekerabatan dengan elit
politik untuk melesat meraih kursi jabatan publik.
Jadi itu parpol kita tak punya harapan jadi pilar demokrasi
jika elite-elitenya masih dikuasai satu keluarga atau satu kelompok yang
bejejaring secara kekerabatan,” kata Lucius
Selain itu, Lucius mengatakan DPR periode mendatang berpotensi akan menjadi
‘sarang’ korupsi bila praktik dinasti politik masih langgeng di perpolitikan
tanah air.
Sebab, para legislator itu dipastikan akan memelihara situasi yang penuh ketertutupan
guna melancarkan praktik koruptif tersebut.
Peneliti Formappi Lucius Karus menyebut ada 48 anggota DPR terpilih yang punya hubungan kekerabatan dengan para elite. (CNN Indonesia/Harvey Darian)
Jika parpol atau DPR dikuasai lebih banyak caleg terpilih
dari faktor kekerabatan yang sama, peluang korupsi itu makin terbuka. Karena
urusan kebijakan negara bisa diselesaikan dalam forum keluarga, forum tak
resmi,” kata dia.
Berdasarkan data Formappi, berikut beberapa contoh caleg terpilih DPR yang
memiliki kekerabatan dengan kalangan elite.
Dari PDIP, ada nama Mochamad Herviano (caleg PDIP, anak kandung Kepala Badan
Intelijen Negara Budi Gunawan), Puan Maharani (caleg PDIP, anak Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri), Puti Guntur Soekarno (keponakan Megawati).
Dari Partai Golkar, ada nama Puteri Komarudin (anak kandung
mantan Ketua DPR Ade Komarudin), Dave Akbarshah Fikarno (anak kandung senior
Golkar dan mantan menteri Agung Laksono), Adde Rosi Khoerunnisa (isteri Wagub
Banten, menantu dari terpidana korupsi Ratu Atut).
Partai NasDem menyumbang nama Prananda Surya Paloh (anak Ketum Partai NasDem
Surya Paloh), Percha Leanpuri (anak Gubernur Sumsel Herman Deru).
Partai Demokrat di antaranya memiliki Edhie Baskoro Yudhoyono (anak Ketum PD
SBY), Didi Irawadi Syamsuddin (anak petinggi PD sekaligus mantan Menkumham Amir
Syamsuddin).
Partai Gerindra menyumbang nama Muhammad Rahul (keponakan
terpidana korupsi M Nazaruddin yang juga mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat), Budisastro Djiwandono (anak mantan Gubernur BI Sudrajat Djiwandono
sekaligus keponakan Ketum Gerindra Prabowo Subianto).
PAN menyumbang nama Hanafi Rais (anak politikus senior Amien rais), PKS
memiliki Netty Prasetiyani (isteri mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan), PKB
menyumbang bertu Merlas (adik kandung Gubernur Sumsel Herman Deru).(bta/CNN
Indonesia)